Senin, 21 Januari 2013

AL QURQN DAN SAINS


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Islam merupakan sebuah agama yang memiliki banyak penganut di dunia. Bahkan dapat dikategorikan sebagai agama terbesar dan terbanyak dianut oleh masyarakat global sekarang ini. Al-Qur’an yang merupakan sebuah kitab suci agama Islam yang langsung diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad menjadi bahan acuan dan juga pengantar hidup kaum muslim di dunia. Tetapi tanpa kita sadari bahwa di dalam ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-Qur’an terdapat ilmu-ilmu duniawi yang memang harus kita ketahui.
Selain dapat difungsikan sebagai pedoman hidup kaum muslim, Al-Qur’an juga memiliki banyak mengandung ayat-ayat yang mengharuskan kita sebagai kaum muslim untuk menuntut ilmu pengetahuan semasa hidupnya karena Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Sesuai firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11
 
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadilah : 11)
Dengan demikian kita sebagai umat muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu agar derajatnya dinaikkan oleh Allah SWT. Umat muslim sudah memiliki Al-Qur’an yang memang di dalamnya sudah mengandung banyak sekali ilmu yang bisa umat muslim pelajari.

B.       Tujuan
Dalam penulisan makalah ini penulis memiliki beberapa tujuan, antara lain :
1.        Untuk memenuhi tugas harian mata kuliah Studi Al Quran
2.        Untuk mengetahui konsep Al-Qur’an dalam ilmu sains
3.        Untuk mengetahui konsep Al-Qur’an dalam ilmu sosial


















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Al-Qur’an
 Secara Bahasa (Etimologi), merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) [keduanya berarti: membaca], atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).
Sedangkan secara Syari’at (Terminologi) Al-Qur’an diartikan Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Nabi Muhammad SAW yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Naas.
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dengan malaikat Jibril sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hiro pada tanggal 17 Ramadhan ketika Nabi Muhammad SAW berusia 41 tahun. Surat pertama yang diterima Nabi Muhammad adalah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Sedangkan Al-Qur’an terakhir turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah yakni surat Al Maidah ayat 3. Perlu diketahui bahwa Al-Qur’an tidak turun sekaligus, namun sedikit demi sedikit baik beberapa ayat, langsung satu surat, potongan ayat dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat dalam Al-Qur’an disesuaikan dengan kejadian yang ada atau sesuai dengan keperluan. Lama Al-Qur’an diturunkan ke bumi adalah kurang lebih 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari.
Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengethuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebagainya.(Q.S. Al-an’am: 38).


Ada beberapa sebutan untuk Al-Qur’an antara lain :
1.      Al-Kitab (Kitabullah) yang merupakan sinonim dari kata Al-Qur’an yang berarti kitab suci yang digunakan sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Nama Al-Kitab diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 2.
2.      Az-Zikr yang artinya adalah peringatan. Nama ini diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 9.
3.      Al-Furqan, artinya adalah pembeda. Nama ini diterangkan dalam surat Al-Furqan ayat 1.
4.      As-Suhuf, yang berarti lembaran-lembaran seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Bayinah ayat 2.
Selain itu, Al-Qur’an juga memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan antara lain :
1.      Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia.
2.      Memiliki ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci Al-Qur’an dapat dipengaruhi jiwanya.
3.      Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai ilmu.
4.      Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk memahami hukum dunia manusia.
5.      Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan dan lain sebagainya. Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah taqwa.
6.      Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwanya.

B.   Konsep Al-Qur’an dalam Ilmu Sains
Sains dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al-Qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendri disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya kata ‘ilm disebut lebih dari 744 kali. Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, hal ini dibuktikan dengan fakta setiap kali umat Islam melaksanakan ibadah memerlukan penentuan waktu yang tepat. Contohnya dalam melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya memiliki waktu tertentu dan untuk menentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi yang memang termasuk dalam ilmu sains.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan di dalamnya. Salah satu keistimewaan dan keutamaan Al-Qur’an yakni memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai ilmu. Dengan kata lain di dalam Al-Qur’an juga terkandung banyak ilmu-ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk mengembangkan pengetahuan-pengetahun di dunia Sains.
Dalam pengkajian ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali ilmu pengetahuan khususnya di bidang Sains yang akhirnya memang telah dibuktikan dengan teori-teori dari para ilmuwan, antara lain :

1.         Peristiwa Big Bang
Dalam surat Al-Anbiya ayat 30, Allah SWT berfirman sebagai berikut :
  
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ?” (Al-Anbiya : 30)

Pada tahun 1927, seorang ilmuwan bernama Hubble mengemukakan sebuah teori mengenai asal muasal pembentukan jagad raya yang diberi nama Teori Big Bang. Sebuah teori yang menjelaskan bahwa dahulu kala jagad raya adalah satu, yang akhirnya meledak dan terpisah-pisah menjadi banyak bagian dan salah satu bagian tersebut adalah bumi. Hal ini membuktikan keistimewaan Al-Qur’an bahwa sebelum Hubble mengemukakan teorinya, di dalam Al-Qur’an sudah ada ayat yang menjelaskan bahwa dahulu kala alam semesta adalah satu.
2.         Orbit
Pada abad ke-15 seorang ilmuwan bernama Copernicus menemukan bahwa matahari sebagai pusat peredaran. Tapi perlu diketahui bahwa jauh hari sebelum Copernicus mengemukakan temuannya tersebut, di dalam Al-Qur’an sudah dituliskan bagaimana matahari dan bulan beredar.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anbiya ayat 33 sebagai berikut :
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” (Al-Anbiyak : 33).

Tanda yang tersendiri yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT di dalam ayat tersebut adalah perjalanan matahari pada orbitnya sehingga ke penghujung pusingannya. Pusingan adalah satu ketentuan dan ketetapan daripada Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui bagi setiap sesuatu.

3.         Proses terjadinya hujan
Dalam surat An-Nuur ayat 43 Allah SWT berfirman:
  

Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan” (An-Nuur : 43).

Para peneliti bidang meteorologi menyebutkan bahwa fenomena awan tebal bermula ketika angin menggiring/mengarak kawanan awan kecil ke convergence zone (tempat berkumpul) dari awan-awan tersebut. Pengarakkan bagian-bagian ini menyebabkan bertambahnya kualitas jumlah uap air dalam perjalanannya, terutama di sekitar convergence zone. Ketika uap air sudah terlalu banyak, maka jatuhlah uap air tersebut ke permukaan bumi yang disebut hujan.

C.   Konsep Al-Qur’an dalam Ilmu Sosial
Pemahaman terhadap manusia secara lebih luas, mendasar, dan mendalam  sebenarnya bisa melalui kitab suci. Melalui Al-Qur’an misalnya,  perilaku manusia dapat dipahami secara luas, mendalam, bahkan melebihi jangkauan ilmu-ilmu sosial.  Terdapat wilayah  manusia yang gagal dipahami oleh ilmu sosial, tetapi  justru dapat  dipahami melalui Al-Qur’an. Secara lebih luas dan mendalam, melalui Al-Qur’an,  manusia bisa dipahami dari aspek akhlak, nafsu, hati, dan selain juga jasadnya.  Sebagaimana ilmu-ilmu sosial, Al-Qur’an tatkala menjelaskan siapa sebenarnya manusia,  juga melalui konsep-konsep,  kategori-kategori, indikator-indikator,  dan seterusnya.
Al Qur’an tatkala menjelaskan  kategori tentang manusia maka disebut misalnya,  ada tiga kelompok manusia, yaitu apa yang disebut sebagai kelompok muttaqien, kafirien, dan munafiqien. Masing-masing dijelaskan indikator-indikatornya. Misalnya, disebut sebagai kelompok muttaqien adalah :
(1)      Orang-orang yang mengimani terhadap yang ghaib,
(2)      Menegakkan shalat,
(3)      Menginfaqkan sebagian rezekinya,
(4)      Mengimani semua kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT, taurat, zabur, injil dan Al-Qur’an,
(5)      Orang-orang yang yakin akan datangnya hari akhir.
Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang konsep-konsep lainnya, misalnya siapa sesungguhnya orang yang beruntung, orang merugi,  orang fasad,  dan seterusnya. Selain itu, Al-Qur’an juga menjelaskan tentang sejarah manusia, baik sejarah pribadi maupun segolongan orang-orang tertentu. Al Qur’an juga menjelaskan tentang jiwa manusia. Dijelaskan bahwa perilaku manusia sebenarnya bersumber dari hati atau disebut qolb. Hati manusia itu sendiri, dalam Al-Qur’an digambarkan dalam keadaan berbeda-beda, misalnya ada hati yang sehat, hati yang sakit, dan juga hati yang telah mati. Masing-masing keadaan hati itu selalu melahirkan watak, karakter atau pribadi yang berbeda-beda.
 Maka dengan demikian, bahwa  sebenarnya untuk memahami manusia, akan menjadi lebih sempurna manakala ditempuh juga melalui rujukan kitab suci. Apalagi  pengetahuan tentang manusia yang  bersifat lebih mendasar dan menyeluruh. Banyak ahli ilmu sosial dalam berupaya memahami tentang manusia mengalami kegagalan, atau tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Hal itu disebabkan di antaranya, karena keterbatasan piranti yang digunakan. Manusia selain menyandang  dimensi yang luas,  juga   bersifat unik. Oleh karena itu, kajian empirik  untuk  memahami manusia, tidak akan pernah berhasil memuaskan, karena dimensi  manusia yang luas dan sekaligus unik  itu. 
 Kajian tentang perilaku manusia oleh para ilmuwan sosial akan membawa hasil, manakala hanya sebatas menyangkut fenomena sosial yang tampak dan bersifat  keseharian, yakni kehidupan  nyata sehari-hari. Akan tetapi, tatkala akan menyentuh  aspek yang bersifat mendalam, mendasar,  dan menyeluruh dari sisi-sisi kehidupan manusia, maka sumber yang sempurna,  justru berasal dari kitab suci, atau tegasnya dalam Islam adalah Al-Qur’an.  Oleh karena itu,  Al-Qur’an sebenarnya adalah merupakan rujukan bagi siapapun yang berkeinginan memahami manusia, termasuk para  ilmuwan  sosial jika menghendakinya.









BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan tentang berbagai macam ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu umum, sehingga jika dikatakan bahwa Al-Quran berlaku sepanjang zaman maka hal tersebut adalah benar, karena dalam Al-Qur’an terdapat ilmu-ilmu yang sebenarnya telah lama diungkapkan oleh Al-Qur’an, namun baru dapat dijelaskan oleh manusia ratusan tahun kemudian, sehingga kita selaku generasi muda muslim seharusnya mempelajari Al-Qur’an tidak hanya mempelajari tentang tata bahasa semata, namun kita juga harus bisa mengungkap ilmu-ilmu yang ada di dalamnya untuk dimanfaatkan dalam kehidupan kita. Sains-sains yang ada di dunia ini tergolong pertama muncul ialah berdasarkan Al-Quran, dan penerusannya oleh manusia dengan berbagai penemuan-penemuan hal baru di bumi. Al-Qur’an ialah peletak dasar dari berbagai pengetahuan sains dan sosial.

B.       Saran
1.      Sudah saatnya para manusia menyadari sepenuhnya bahwa betapapun hebatnya manusia sehingga dapat menguasai alam ini. Pada hakikatnya tetap adalah mahluk yang lemah yang penuh dengan keterbatasan, untuk itu dengan kemajuan yang diperoleh hendaknya tidak untuk menyombongkan diri serta menjauhi Sang Maha Pencipta Seluruh Alam Semesta.
2.      Telah dikemukakan, bahwa Al-Qur’an bukanlah penghambat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan Al-Qur’an sebagai narasumber yang dijadikan landasan berpikir oleh ilmuwan muslim pada masa lalu. Karena itu, hendaknya mendapat perhatian yang serius untuk dikaji kembali bukan hanya ayat-ayat tersurat saja, melainkan juga mempelajari pada ayat yang tersirat berupa fenomena alam dan isinya.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad As Shohwy, dkk. 1995 . Al-Quran dan As-Sunnah dalam Iptek . Jakarta : Gema Insani Pers



Tidak ada komentar:

Posting Komentar