BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam merupakan sebuah agama yang memiliki banyak penganut
di dunia. Bahkan dapat dikategorikan sebagai agama terbesar dan terbanyak
dianut oleh masyarakat global sekarang ini. Al-Qur’an yang merupakan sebuah
kitab suci agama Islam yang langsung diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad menjadi bahan acuan dan juga pengantar hidup kaum muslim di dunia.
Tetapi tanpa kita sadari bahwa di dalam ayat-ayat yang terkandung di dalam
Al-Qur’an terdapat ilmu-ilmu duniawi yang memang harus kita ketahui.
Selain dapat difungsikan sebagai pedoman hidup kaum muslim,
Al-Qur’an juga memiliki banyak mengandung ayat-ayat yang mengharuskan kita
sebagai kaum muslim untuk menuntut ilmu pengetahuan semasa hidupnya karena
Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan.
Sesuai firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11
Hai orang-orang
beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadilah : 11)
Dengan demikian kita sebagai umat muslim diwajibkan untuk
menuntut ilmu agar derajatnya dinaikkan oleh Allah SWT. Umat muslim sudah
memiliki Al-Qur’an yang memang di dalamnya sudah mengandung banyak sekali ilmu
yang bisa umat muslim pelajari.
B.
Tujuan
Dalam penulisan makalah ini penulis memiliki beberapa
tujuan, antara lain :
1.
Untuk memenuhi tugas harian mata kuliah Studi Al Quran
2.
Untuk mengetahui konsep Al-Qur’an dalam ilmu sains
3.
Untuk mengetahui konsep Al-Qur’an dalam ilmu sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Al-Qur’an
Secara Bahasa (Etimologi), merupakan mashdar (kata
benda) dari kata kerja Qoro-’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) [keduanya
berarti: membaca], atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).
Sedangkan secara Syari’at (Terminologi) Al-Qur’an diartikan
Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Nabi
Muhammad SAW yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat
An-Naas.
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an dengan malaikat Jibril
sebagai pengantar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hiro
pada tanggal 17 Ramadhan ketika Nabi Muhammad SAW berusia 41 tahun. Surat
pertama yang diterima Nabi Muhammad adalah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5.
Sedangkan Al-Qur’an terakhir turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah
yakni surat Al Maidah ayat 3. Perlu diketahui bahwa Al-Qur’an tidak turun
sekaligus, namun sedikit demi sedikit baik beberapa ayat, langsung satu surat,
potongan ayat dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat dalam Al-Qur’an
disesuaikan dengan kejadian yang ada atau sesuai dengan keperluan. Lama
Al-Qur’an diturunkan ke bumi adalah kurang lebih 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari.
Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala
rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu
pengetuhan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah
Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengethuan, di mana tidak ada satu perkara
apapun yang terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur
berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum
minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah,
ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebagainya.(Q.S.
Al-an’am: 38).
Ada beberapa sebutan untuk Al-Qur’an antara lain :
1. Al-Kitab (Kitabullah) yang merupakan
sinonim dari kata Al-Qur’an yang berarti kitab suci yang digunakan sebagai
petunjuk bagi orang yang bertaqwa. Nama Al-Kitab diterangkan dalam Al-Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 2.
2. Az-Zikr yang artinya adalah
peringatan. Nama ini diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr ayat 9.
3. Al-Furqan, artinya adalah pembeda.
Nama ini diterangkan dalam surat Al-Furqan ayat 1.
4. As-Suhuf, yang berarti
lembaran-lembaran seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Bayinah ayat
2.
Selain itu, Al-Qur’an juga memiliki banyak keistimewaan dan
keutamaan antara lain :
1. Memberi pedoman dan petunjuk hidup
lengkap beserta hukum-hukum untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia.
2. Memiliki ayat yang mengagumkan
sehingga pendengar ayat suci Al-Qur’an dapat dipengaruhi jiwanya.
3. Memberi gambaran umum ilmu alam
untuk merangsang perkembangan berbagai ilmu.
4. Memiliki ayat-ayat yang menghormati
akal pikiran sebagai dasar utama untuk memahami hukum dunia manusia.
5. Menyamakan manusia tanpa pembagian
strata, kelas, golongan dan lain sebagainya. Yang menentukan perbedaan manusia
di mata Allah SWT adalah taqwa.
6. Melepas kehinaan pada jiwa manusia
agar terhindar dari penyembahan terhadap makhluk serta menanamkan tauhid dalam
jiwanya.
B.
Konsep Al-Qur’an dalam Ilmu Sains
Sains dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok
kandungan kitab suci Al-Qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendri disebut dalam
Al-Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya kata ‘ilm disebut
lebih dari 744 kali. Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, hal ini
dibuktikan dengan fakta setiap kali umat Islam melaksanakan ibadah memerlukan
penentuan waktu yang tepat. Contohnya dalam melaksanakan shalat, menentukan
awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya memiliki waktu tertentu dan
untuk menentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi yang memang
termasuk dalam ilmu sains.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Al-Qur’an memiliki banyak
keistimewaan dan keutamaan di dalamnya. Salah satu keistimewaan dan keutamaan
Al-Qur’an yakni memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang
perkembangan berbagai ilmu. Dengan kata lain di dalam Al-Qur’an juga terkandung
banyak ilmu-ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk mengembangkan
pengetahuan-pengetahun di dunia Sains.
Dalam pengkajian ayat-ayat yang terkandung di dalam
Al-Qur’an terdapat banyak sekali ilmu pengetahuan khususnya di bidang Sains
yang akhirnya memang telah dibuktikan dengan teori-teori dari para ilmuwan,
antara lain :
1.
Peristiwa Big Bang
Dalam
surat Al-Anbiya ayat 30, Allah SWT berfirman sebagai berikut :
“Dan apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan dari air
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman ?” (Al-Anbiya : 30)
Pada tahun 1927, seorang ilmuwan bernama Hubble mengemukakan
sebuah teori mengenai asal muasal pembentukan jagad raya yang diberi nama Teori
Big Bang. Sebuah teori yang menjelaskan bahwa dahulu kala jagad raya adalah
satu, yang akhirnya meledak dan terpisah-pisah menjadi banyak bagian dan salah
satu bagian tersebut adalah bumi. Hal ini membuktikan keistimewaan Al-Qur’an
bahwa sebelum Hubble mengemukakan teorinya, di dalam Al-Qur’an sudah ada ayat
yang menjelaskan bahwa dahulu kala alam semesta adalah satu.
2.
Orbit
Pada abad ke-15 seorang ilmuwan bernama Copernicus menemukan
bahwa matahari sebagai pusat peredaran. Tapi perlu diketahui bahwa jauh hari sebelum
Copernicus mengemukakan temuannya tersebut, di dalam Al-Qur’an sudah dituliskan
bagaimana matahari dan bulan beredar.
Allah
SWT berfirman dalam surat Al-Anbiya ayat 33 sebagai berikut :
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya” (Al-Anbiyak : 33).
Tanda yang tersendiri yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT
di dalam ayat tersebut adalah perjalanan matahari pada orbitnya sehingga ke
penghujung pusingannya. Pusingan adalah satu ketentuan dan ketetapan daripada
Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui bagi setiap sesuatu.
3.
Proses terjadinya hujan
Dalam surat An-Nuur ayat 43 Allah SWT berfirman:
“Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan,
kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan
Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran) es itu kepada kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya
dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir
menghilangkan penglihatan” (An-Nuur : 43).
Para peneliti bidang meteorologi menyebutkan bahwa fenomena
awan tebal bermula ketika angin menggiring/mengarak kawanan awan kecil ke convergence
zone (tempat berkumpul) dari awan-awan tersebut. Pengarakkan bagian-bagian
ini menyebabkan bertambahnya kualitas jumlah uap air dalam perjalanannya,
terutama di sekitar convergence zone. Ketika uap air sudah terlalu
banyak, maka jatuhlah uap air tersebut ke permukaan bumi yang disebut hujan.
C.
Konsep Al-Qur’an dalam Ilmu Sosial
Pemahaman terhadap manusia secara lebih luas, mendasar, dan
mendalam sebenarnya bisa melalui kitab suci. Melalui Al-Qur’an
misalnya, perilaku manusia dapat dipahami secara luas, mendalam, bahkan
melebihi jangkauan ilmu-ilmu sosial. Terdapat wilayah manusia yang
gagal dipahami oleh ilmu sosial, tetapi justru dapat dipahami
melalui Al-Qur’an. Secara lebih luas dan mendalam, melalui Al-Qur’an,
manusia bisa dipahami dari aspek akhlak, nafsu, hati, dan selain juga
jasadnya. Sebagaimana ilmu-ilmu sosial, Al-Qur’an tatkala menjelaskan
siapa sebenarnya manusia, juga melalui konsep-konsep,
kategori-kategori, indikator-indikator, dan seterusnya.
Al Qur’an tatkala menjelaskan kategori tentang manusia
maka disebut misalnya, ada tiga kelompok manusia, yaitu apa yang disebut
sebagai kelompok muttaqien, kafirien, dan munafiqien. Masing-masing dijelaskan
indikator-indikatornya. Misalnya, disebut sebagai kelompok muttaqien adalah :
(1) Orang-orang yang mengimani terhadap
yang ghaib,
(2) Menegakkan shalat,
(3) Menginfaqkan sebagian rezekinya,
(4) Mengimani semua kitab-kitab suci
yang diturunkan oleh Allah SWT, taurat, zabur, injil dan Al-Qur’an,
(5) Orang-orang yang yakin akan
datangnya hari akhir.
Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang konsep-konsep
lainnya, misalnya siapa sesungguhnya orang yang beruntung, orang merugi,
orang fasad, dan seterusnya. Selain itu, Al-Qur’an juga menjelaskan
tentang sejarah manusia, baik sejarah pribadi maupun segolongan orang-orang
tertentu. Al Qur’an juga menjelaskan tentang jiwa manusia. Dijelaskan bahwa
perilaku manusia sebenarnya bersumber dari hati atau disebut qolb. Hati manusia
itu sendiri, dalam Al-Qur’an digambarkan dalam keadaan berbeda-beda, misalnya
ada hati yang sehat, hati yang sakit, dan juga hati yang telah mati.
Masing-masing keadaan hati itu selalu melahirkan watak, karakter atau pribadi
yang berbeda-beda.
Maka dengan demikian, bahwa sebenarnya untuk
memahami manusia, akan menjadi lebih sempurna manakala ditempuh juga melalui
rujukan kitab suci. Apalagi pengetahuan tentang manusia yang
bersifat lebih mendasar dan menyeluruh. Banyak ahli ilmu sosial dalam berupaya
memahami tentang manusia mengalami kegagalan, atau tidak mendapatkan jawaban
yang memuaskan. Hal itu disebabkan di antaranya, karena keterbatasan piranti
yang digunakan. Manusia selain menyandang dimensi yang luas,
juga bersifat unik. Oleh karena itu, kajian empirik untuk
memahami manusia, tidak akan pernah berhasil memuaskan, karena dimensi
manusia yang luas dan sekaligus unik itu.
Kajian tentang perilaku manusia oleh para ilmuwan
sosial akan membawa hasil, manakala hanya sebatas menyangkut fenomena sosial
yang tampak dan bersifat keseharian, yakni kehidupan nyata
sehari-hari. Akan tetapi, tatkala akan menyentuh aspek yang bersifat
mendalam, mendasar, dan menyeluruh dari sisi-sisi kehidupan manusia, maka
sumber yang sempurna, justru berasal dari kitab suci, atau tegasnya dalam
Islam adalah Al-Qur’an. Oleh karena itu, Al-Qur’an sebenarnya
adalah merupakan rujukan bagi siapapun yang berkeinginan memahami manusia,
termasuk para ilmuwan sosial jika menghendakinya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam Al-Qur’an terdapat banyak sekali ayat-ayat yang
menerangkan tentang berbagai macam ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu umum,
sehingga jika dikatakan bahwa Al-Quran berlaku sepanjang zaman maka hal
tersebut adalah benar, karena dalam Al-Qur’an terdapat ilmu-ilmu yang
sebenarnya telah lama diungkapkan oleh Al-Qur’an, namun baru dapat dijelaskan
oleh manusia ratusan tahun kemudian, sehingga kita selaku generasi muda muslim
seharusnya mempelajari Al-Qur’an tidak hanya mempelajari tentang tata bahasa
semata, namun kita juga harus bisa mengungkap ilmu-ilmu yang ada di dalamnya
untuk dimanfaatkan dalam kehidupan kita. Sains-sains yang ada di dunia ini
tergolong pertama muncul ialah berdasarkan Al-Quran, dan penerusannya oleh
manusia dengan berbagai penemuan-penemuan hal baru di bumi. Al-Qur’an ialah
peletak dasar dari berbagai pengetahuan sains dan sosial.
B.
Saran
1. Sudah saatnya para manusia menyadari
sepenuhnya bahwa betapapun hebatnya manusia sehingga dapat menguasai alam ini.
Pada hakikatnya tetap adalah mahluk yang lemah yang penuh dengan keterbatasan,
untuk itu dengan kemajuan yang diperoleh hendaknya tidak untuk menyombongkan
diri serta menjauhi Sang Maha Pencipta Seluruh Alam Semesta.
2. Telah dikemukakan, bahwa Al-Qur’an
bukanlah penghambat dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan
Al-Qur’an sebagai narasumber yang dijadikan landasan berpikir oleh ilmuwan
muslim pada masa lalu. Karena itu, hendaknya mendapat perhatian yang serius
untuk dikaji kembali bukan hanya ayat-ayat tersurat saja, melainkan juga
mempelajari pada ayat yang tersirat berupa fenomena alam dan isinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad As Shohwy, dkk. 1995 . Al-Quran dan As-Sunnah dalam
Iptek . Jakarta : Gema Insani Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar